Sabtu, 29 September 2012

Cara Budidaya/ Beternak Bekicot

Cara Budidaya/ Beternak Bekicot - Buka Mata. Bekicot berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dlm waktu relatif singkat, karena berkembang biak dgn cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak terdpt di Pulau Jawa.

Cara Budidaya/ Beternak Bekicot

SENTRA PERIKANAN BEKICOT
Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara & Bali.

JENIS BEKICOT
Bekicot diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yg banyak disenangi orang, karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa, bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yg disebut Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica menggantikannya sebagai bahan baku Escargot.

MANFAAT BEKICOT
Selain pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yg bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yg lengkap. Masyarakat yg menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri. Disamping itu bekicot juga kerap dipakai dlm pengobatan tradisional, karena ekstrak daging bekicot & lendirnya sangat bermanfaat utk mengobati berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung & lain-lain. Sedangkan kulit bekicot sangat mujarab utk penyakit tumor. Sejenis obat yg dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie., yg dpt menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka berdebar, tdk bisa tidur/insomania, leher membengkak & penyakit kaum wanita termasuk keputihan

PERSYARATAN LOKASI
Lokasi perlu dipilih yg dekat dgn jalan, agar mudah penanganannya, baik saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tdk kesulitan dlm transportasinya. Lokasi yg sesuai utk budidaya bekicot adalah lokasi yg basah serta lembab & terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yg disukai adalah tanah yg banyak mengandung kapur sebagai zat utk pembentukan cangkang.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA BEKICOT
1.Penyiapan Sarana & Peralatan

1.Perkandangan
Walaupun lahan yg diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan mengenai kelembaban & keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dlm aslinya & utk berkembang biak secara baik bekicot senang dgn keadaan yg lembab & teduh. Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dgn suhu udara berkisar 25–30 ° C. Cara pemeliharaan bekicot tdk terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot yg kecil dipelihara terpisah dari yg besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil & besar dipelihara dlm satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara lain utk penetasan, pembesaran & sebagai kandang induk. Ada tiga cara berternak bekicot di dlm kandang, antara lain:
1.Kandang kotak kayu
Kandang terbuat dlm lembaran kayu tripleks yg berkaki. Utk kerangkanya dpt digunakan kayu kaso. Ukuran panjang & lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tdk keluar dari dlm kandang. Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tdk langsung kena sinar matahari.
2.Kandang dari bak semen
Pembuatan kandang ini sama dgn kandang kotak kayu. Dlm bak semen yg perlu diperhatikan adalah alasnya. Utk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah & cacing utk menggemburkan tanah & menyerap kotoran yg dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dlm bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yg diperlukan bekicot hendaklah selalu tersedia di dlm bak.
3.Kandang galian tanah
Tanah digali dgn ukuran panjang, lebar & tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya tanah galian yg akan digunakan utk kandang dipilih yg agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yg rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir. Utk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama & kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya dilakukan dgn menggunakan galah yg bisa menjepit bekicot agar bekicot & telurnya tdk rusak.

2.Peralatan
Alat-alat yg diperlukan utk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa & cangkul.

2.Pembibitan
Tdk semua jenis bekicot cocok utk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yg biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica & Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tdk begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal & berbuku-buku.
1.Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dpt digunakan bibit lokal dgn jalan mengumpulkan bekicot yg banyak terdpt di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yg baik dijadikan bibit adalah yg tdk rusak/cacat yg sementara waktu & yg besar dgn berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
2.Reproduksi & Perkawinan
Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yg cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yg lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tdk lebih dari 2 mm.
3.Proses Kelahiran
Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas & menjadi anak cangkang, biasanya tdk ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam. Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat & waktu tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim & cahaya yg mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering & tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.

3.Pemeliharaan

Pemeliharaan bekicot bisa dilakukan dgn cara terpisah & bisa juga secara campuran di dlm suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya. Dgn demikian, tdk sulit utk memberikan perawatan secara khusus. Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa diberi makanan dgn sejenis ganggang (lumut), pupus daun & sedikit zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh & lembab. Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan kekandang pembesaran. Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan & pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dlm budidaya bekicot diantaranya meliputi:
1.Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot sangat suka tempat yg lembab sehingga utk mempertahankan kelembaban lingkungan dpt digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim panas kelembaban lingkungan dpt dipertahankan dgn menyiramkan air lokasi peternakan setiap hari.
2.Mempertahankan kondisi lingkungan
Bekicot menyukai tempat yg lembab, namun bukan berarti pada tanah yg becek. Sehingga diperlukan usaha utk mempertahankan kondisi lingkungan yg sesuai dgn yg dikehendaki bekicot.
3.Pemberian pakan yg bermutu secara teratur
Agar hasil budidaya berhasil dgn baik diperlukan pemberian pakan yg bermutu & teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan & kebiasaan waktu makan. Mutu makan yg baik akan menentukan kualitas daging bekicot. Mutu pakan yg baik dpt dipenuhi dgn memberi pakan berupa daun-daunan yg disukai & buah-buahan. Misalnya; daun & buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai & lain sebagainya.
4.Menjaga areal agar tdk dimasuki hewan lain
Agar bekicot dpt tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yg merupakan musuhnya & hewan yg dpt merebut makanannya maka lahan budidaya harus dijaga agar tdk dpt dimasuki hewan-hewan lain.
5.Menjaga bekicot agar tdk keluar dari areal pemeliharaan
Utk menjaga agar bekicot tdk keluar dari areal dpt dilakukan hal sebagai berikut:
1.membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dlm kandang)
2.membuat pagar yg bagian atasnya diolesi dgn detergen
3.menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.

HAMA & PENYAKIT BEKICOT
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau penyakit yg dpt menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek & itik.

PANEN BEKICOT
Dgn pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dpt dipanen setelah 5-8 bulan. secara fisik dpt dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10 Cm, maka bekicot telah siap utk diambil dagingnya. Hasil utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yg dpt diolah langsung dgn dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya & dpt juga diolah dlm bentuk kalengan. Ada juga permintaan dlm kea& hidup. Disamping itu daging dari bekicot ini dpt dijadikan tepung, yg pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
1.Hasil Tambahan
Disamping diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku utk dijual. Baik utk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung utk tambahan makanan
utk hewan ternak yg membutuhkan tepung berbahan dasar yg mengandung zat kapur.
2.Penangkapan
Bekicot dikumpulkan di dlm kotak kardus/peti dari kayu & jangan menggunakan karung goni karena dpt mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah dimasukkan dlm peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar terhindar dari semua kotoran & lumpur yg melekat pada cangkangnya. Pencucian ini dgn cara menyemprot bekicot dgn air bersih. Setelah itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan agar
kotoran & lendirnya keluar sebanyak mungkin.
PASCAPANEN
Setelah dilakukan penagkapan & pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran dgn jalan membuang bekicot yg mati atau terlalu kecil utk diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dgn memberikan garam 10-15% dari berat total bekicot, dgn cara diaduk rata. Penggaraman dpt mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin. Setelah melalui tahapan penggaraman, segera direbus dgn air garam 3% selama 10 menit, kemudian diangkat & disemprot dgn air dingin, baru dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian perut dibuang & kotoran lainnya dlm larutan garam 3%. Cara ini bertujuan utk menghilangkan lendir & daging menjadi lebih lunak. Kemudian daging tersebut dibungkus & dikemas dlm karton.

Demikian artikel tentang Budidaya/ Beternak Bekicot, Semoga bermanfaat
Kata Kunci: Budidaya Bekicot, Beternak Bekicot, Cara Budidaya Bekicot, Cara Beternak Bekicot

Cara Beternak Ayam Petelur

Cara Beternak Ayam Petelur - Buka Mata. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yg dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan & itik liar yg ditangkap & dipelihara serta dpt bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yg banyak, karena ayam hutan tadi dpt diambil telur & dagingnya maka arah dari produksi yg banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yg terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dgn ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dgn ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih & ayam petelur cokelat. Persilangan & seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yg ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang & sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yg kemudian dikenal dgn ayam petelur unggul.
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dgn pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini, orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dgn ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yg kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dgn ayam luar negeri yg kemudian lebih akrab dgn sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni). Ayam semacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yg dipelihara oleh beberapa orang penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tdk banyak mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendpt itu ternyata tdk benar, ayam negeri/ayam ras ini ternyata bertelur banyak tetapi tdk enak dagingnya.

Cara Beternak Ayam Petelur

Ayam yg pertama masuk & mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yg kurus & umumnya setlah habis masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yg memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal & pedaging yg enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur & daging ayam ras dgn telur & daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam petelur.
Ayam kampung memang bertelur & dagingnya memang bertelur & dagingnya dpt dimakan, tetapi tdk dpt diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung & ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam kampung dgn kemampuan adaptasi yg luar biasa baiknya. Sehingga ayam kampung dpt mengantisipasi perubahan iklim dgn baik dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yg membedakan produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar di Asia & Afrika.

SENTRA PERPETERNAKAN AYAM RAS PETELUR
Ayam tlah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa & Sumatera, tetapi peternakan ayam tlah menyebar di Asia & Afrika serta sebagian Eropa.

JENIS AYAM RAS PETELUR
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1.Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dgn ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yg ramping/kurus-mungil/kecil & mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih & berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dgn berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki & menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas & keributan, & ayam ini mudah kaget & bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2.Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan & ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tdk kurus, tetapi juga tdk terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak & juga dpt menghasilkan daging yg banyak. Ayam ini disebut juga dgn ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yg cokelat, maka ayam ini disebut dgn ayam petelur cokelat yg umumnya mempunyai warna bulu yg cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yg cokelat daripada yg putih, tapi dari segi gizi & rasa relatif sama. Satu hal yg berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih & produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dgn rasa yg enak.

MANFAAT
Ayam-ayam petelur unggul yg ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilkan bibit yg bermutu. Hasil kotoran & limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping yg dpt diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus & jeroan ayam dpt dijadikan sebagai pakan ternak unggas setlah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dalam upacara keagamaan.

PERSYARATAN LOKASI
1.Lokasi yg jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2.Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3.Lokasi terpilih bersifat menetap, tdk berpindah-pindah.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1.Penyiapan Sarana & Peralatan
1.Kandang
Iklim kandang yg cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan & atau pemanasan kandang sesuai dgn aturan yg ada, tata letak kandang agar mendpt sinar matahari pagi & tdk melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yg baik, jangan membuat kandang dgn permukaan lahan yg berbukit karena menghalangi sirkulasi udara & membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dgn sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tdk harus dgn bahan yg mahal, yg penting kuat, bersih & tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan & sistem alat penerangan.
i.Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
1.Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yg terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
2.Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dgn sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.

ii.Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1.kandang dgn lantai liter, kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
2.kandang dgn lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya untuk membuang tinja ayam & langsung ke tempat penampungan;
3.kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang, dgn perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan & 30% di kiri).

2.    Peralatan
1.Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tdk ada atap yg bocor & air hujan tdk ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur & pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2.Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur & kulit telur tdk kotor, dpt dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dgn lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tdk pecah & terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setlah bertelur & dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
3.Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding & diusahakan kotoran jatuh ke lantai yg mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin & letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.Tempat makan, minum & tempat grit
Tempat makan & minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yg kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. Untuk tempat grit dgn kotak khusus
   
Penyiapan Bibit
oAyam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
0.Ayam petelur harus sehat & tdk cacat fisiknya.
1.Pertumbuhan & perkembangan normal.
2.Ayam petelur berasal dari bibit yg diketahui keunggulannya.
oAda beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
0.Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yg sehat.
1.Bulu tampak halus & penuh serta baik pertumbuhannya .
2.Tdk terdpt kecacatan pada tubuhnya.
3.Anak ayam mempunyak nafsu makan yg baik.
4.Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
5.Tdk ada letakan tinja diduburnya.
2.Pemilihan Bibit & Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yg berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
0.Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yg dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dgn ransum per kilogram telur. Ayam yg baik akan makan sejumlah ransum & menghasilkan telur yg lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yg dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak & bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yg kecil maka bibit itu dpt dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam & juga dpt diketahui dari lembaran daging yg sering dibagikan pembibit kpd peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
1.Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yg dpt memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yg produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tdk menguntungkan.
2.    Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas tlah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dpt dilihat pada data di bawah ini. - Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.
Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.
H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.
Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.
Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.
Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.
Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.
Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.
    Pemeliharaan
0.Sanitasi & Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dgn memberikan vaksin pada ternak dgn merek & dosis sesuai catatan pada label yg dari poultry shoup.

1.Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) & fase finisher (umur 4-6 minggu).
0.Kualitas & kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor & minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yg dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

1.Kwalitas & kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% & energi (ME) 2900-3400 Kcal.
Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor & minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
1.Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yg dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula & obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yg diberikan adalah 50 gram/liter air.
2.Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor &
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
2.Pemberian Vaksinasi & Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yg menulardgn cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yg ditimbulkan lebih lama daripada dgn vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yg mengandung virus yg tlah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yg ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yg diduga sakit.

Macam-macam vaksin:
0.Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
1.Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
2.Vaksin NCD HB-1/Pestos.
3.Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
4.Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
5.Ayam yg divaksinasi harus sehat.
6.Dosis & kemasan vaksin harus tepat.
7.Sterilisasi alat-alat.

3.Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dpt berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan & dijaga/dicek apabila ada bagian yg rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dgn demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yg dipelihara.

HAMA & PENYAKIT
1.Penyakit karena Bakteri
1.Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dgn angka kematian yg tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum. Pengendalian: diobati dgn antibiotika
2.Foel typhoid
Sasaran yg disering adalah ayam muda/remaja & dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum. Gejala: ayam mengeluarkan tinja yg berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dgn antibiotika/preparat sulfa.
3.Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dgn preparat sulfa/obat sejenisnya.
4.Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun & burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yg serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dgn antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
5.Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam & terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri & virus.
Gejala: ayam yg terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dpt disembuhkan dgn antibiotia/preparat sulfa.
6.CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yg populer di Indonesia. Menyerang anak ayam & ayam remaja.
Pengendalian: dilakukan dgn antibiotika (Spiramisin & Tilosin).
7.Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler & kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dgn antibiotika.
2.Penyakit karena Virus
1.Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yg populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tdk tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi & diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
2.Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yg serius untuk anak ayam & ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tdk normal, putih telur encer & kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yg normal selalu ada ditengah). Tdk ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dpt dicegah dgn vaksinasi.
3.Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yg serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yg diindetifikasikan dgn Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dgn desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian:
1.belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;
2.pencegahan dilakukan dgn vaksinasi & sanitasi yg ketat.
4.Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yg terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium.
Pengendalian: dgn vaksinasi.
5.Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%.
Pengendalian: dgn vaksinasi.
6.Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.

3.Penyakit karena Jamur & Toksin
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yg merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yg kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yg menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
1.Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam.
Penyebab: adalah racun dalam tepung ikan tetapi tdk semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yg menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
2.Racun dari bungkil kacang
Minyak yg tinggi dalam bungkil kelapa & bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tdk digunakan antioksi& atau bungkil kacang & bungkil kelapa yg mengandung kadar lemak tinggi.

4.Penyakit karena Parasit
1.Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yg bersih & terpelihara baik. Tetapi peternakan yg kotor banyak siput air & minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.
Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot & kurang aktif.
2.Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tdk terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdpt di kandang yg tdk terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dgn cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tdk boleh mengenai tangan & mata secara langsung & penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tdk aktif.

5.Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis & Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang & genangan air.

PANEN
1.Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yg diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yg disebabkan oleh virus dpt terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
2.Hasil Tambahan
Hasil tambahan yg dpt dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yg tlah tua (afkir) & kotoran yg dpt dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
3.Pengumpulan
Telur yg tlah dihasilkan diambil & diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan & pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yg normal dgn yg abnormal. Telur normal adalah telur yg oval, bersih & kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dgn volume sebesar 63 cc. Telur yg abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
4.Pembersihan
Setlah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yg kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yg terkena litter dpt dibersihkan dgn amplas besi yg halus, dicuci secara khusus atau dgn cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur

Demikian artikel tentang Cara Beternak Ayam Petelur, Semoga bermanfaat
Kata kunci : Budidaya Ayam Petelur, Cara Beternak Ayam Petelur, Budidaya Ayam Ras Petelur, Cara Beternak Ayam Ras Petelur, Penyakit Ayam Petelur, Penyakit Ayam Petelur, Kandang Ayam Petelur, Kandang Ayam Petelur

Cara Beternak Ayam Ras Pedaging/ Broiler

Cara Beternak Ayam Ras Pedaging/ Broiler - Buka Mata. Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

Cara Beternak Ayam Ras Pedaging/ Broiler

SENTRA PERIKANAN AYAM PEDAGING
  • Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi

JENIS AYAM PEDAGING
  • Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.

MANFAAT BETERNAK AYAM PEDAGING
Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
  • penyediaan kebutuhan protein hewani
  • pengisi waktu luang dimasa pensiun
  • pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
  • tabungan di hari tua
  • mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
PERSYARATAN LOKASI BETERNAK AYAM PEDAGING
  • Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
  • Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
  • Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA AYAM PEDAGING
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

Perkandangan ayam pedaging
  • Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi:
  • persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C,
  • kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam,
  • Untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
  • Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
Peralatan
1.Litter (alas lantai)
  • Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2.Indukan atau brooder
  • Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
3.Tempat bertengger (bila perlu)
  • Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
4.Tempat makan, minum dan tempat grit
  • Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
5.Alat-alat rutin
  • Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

Pembibitan
  • Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
  • pertumbuhan dan perkembangannya normal
  • ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
  • tidak ada lekatan tinja di duburnya
Pemilihan Bibit dan Calon Induk Ayam Pedaging
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Perawatan Bibit dan Calon Induk Ayam Pedaging
  • Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.
Pemeliharaan Ayam Pedaging
Pemberian Pakan dan Minuman
  • Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
  • Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
  • Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
  • Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: M
  • Minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
  • Minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
  • Minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
  • Minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
  • Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
  • Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Pemeliharaan Kandang
  • Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

HAMA DAN PENYAKIT AYAM PEDAGING/ BROILER

Penyakit Ayam Pedaging

1.Berak darah (Coccidiosis)
  • Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
  • Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
  • Dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.

Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
  • Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
  • menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
  • pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

Hama

1.Tungau (kutuan)
  • Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
  • sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat;
  • dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

PANEN AYAM PEDAGING
1.Hasil Utama
  • Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
2.Hasil Tambahan
  • Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.

PASCAPANEN AYAM PEDAGING
1.Stoving
  • Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
2.Pemotongan
  • Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
3.Pengulitan atau Pencabutan Bulu
  • Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4.Pengeluaran Jeroan
  • Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.
5.Pemotongan Karkas
  • Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
Baca juga tentang cara beternak ayam kampung melalui link di bawah ini
>> Cara Beternak Ayam Buras/ Kampung

Demikian artikel tentang Cara Beternak Ayam Ras Pedaging/ Broiler, Semoga bermanfaat

Kata Kunci : Cara Beternak Ayam Ras Pedaging/ Broiler, Budidaya ayam pedaging/ broiler, Penyakit ayam Broiler/ pedaging, Pakan ayam Broiler/ pedaging

Cara Beternak Ayam Buras/ Kampung

Cara Beternak Ayam Buras/ Kampung - Buka Mata. Di Indonesia perkembangan ayam buras/ bukan ras atau lebih dikenal dgn sebutan ayam kampung berkembang pesat & telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum.

Cara Beternak Ayam Buras/ Kampung

Dgn pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg & betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yg intensif pada ayam buras, dpt meningkatkan produksi telur & daging, dpt mencegah wabah penyakit & memudahkan tata laksana.
Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi : bibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan & pencegahan penyakit.

BIBIT AYAM KAMPUNG
Ciri-ciri bibit ayam kampung yg baik :
  1. Ayam jantan
    • Badan kuat & panjang.
    • Tulang supit rapat.
    • Sayap kuat & bulu-bulunya teratur rapih.
    • Paruh bersih.
    • Mata jernih.
    • Kaki & kuku bersih, sisik-sisik teratur.
    • Terdpt taji.
  2. Ayam betina (petelur) yg baik
    • Kepala halus.
    • Matanya terang/jernih.
    • Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
    • Paruh pendek & kuat.
    • Jengger & pial halus.
    • Badannya cukup besar & perutnya luas.
    • Jarak antara tulang dada & tulang belakang ± 4 jari.
    • Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
PEMELIHARAAN AYAM KAMPUNG
Ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan ayam kampung:
  1. Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam dilepas & mencari pakan sendiri).
  2. Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan tambahan).
  3. Intensif (ayam dikandangkan & diberi pakan).
Apabila dibedakan dari umurnya, ada beberapa macam pemeliharaan, yaitu :
  1. Pemeliharaan anak ayam (starter) : 0 - 6 minggu, dimana anak ayam sepenuhnya diserahkan kpd induk atau induk buatan.
  2. Pemeliharaan ayam dara (grower) : 6 - 20 minggu.
  3. Pemeliharaan masa bertelur (layer) : 21 minggu sampai afkir (.... 2 tahun).
Utk memperoleh telur tetas yg baik, diperlukan 1 (satu) ekor pejantan melayani 9 (sembilan) ekor betina, sedangkan utk menghasilkan telur konsumsi, pejantan tidak diperlukan.

PERKANDANGAN AYAM KAMPUNG
Fungsi kandang ayam kampung yaitu :
  1. Utk tempat berteduh dari panas & hujan.
  2. Sbg tempat bermalam.
  3. Utk memudahkan tata laksana.
Syarat kandang ayam kampung yg baik, yaitu :
  1. Cukup mendpt sinar matahari.
  2. Cukup mendpt angin atau udara segar.
  3. Jauh dari kediaman rumah sendiri.
  4. Bersih.
  5. Sesuai kebutuhan (umur & keadannya).
  6. Kepadatan yg sesuai.
  7. Kandang dibuat dari bahan yg murah, mudah didpt & tahan lama.
Kepadatan kandang ayam kampung :
  1. Anak ayam beserta induk : 1 - 2 m 2 utk 20 - 25 ekor anak ayam & 1 - 2 induk.
  2. Ayam dara 1 m 2 utk 14 - 16 ekor.
  3. Ayam masa bertelur, 1 - 2 m 2 utk 6 ekor & pejantan 1 ekor.
PAKAN AYAM KAMPUNG
Zat-zat makanan yg dibutuhkan terdiri dari : protein, energi, vitamin, mineral & air. Adapun konsumsi pakan adalah sbg berikut :
  • Anak ayam dara 15 gram/hari
  • Minggu I-III 30 gram/hari
  • Minggu III-V 60 gram/hari
  • Minggu VI sampai menjelang bertelur 80 gram/hari
  • Induk 100 gram/hari
Pemberian pakan adalah sehari dua kali, yaitu pagi & sore, sedangkan air minum diberikan setiap saat.

PENYAKIT & PENCEGAHAN AYAM KAMPUNG
  1. ND = Necastle Desease = Tetelo
    Pencegahan: lakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari, 4 minggu & 4 bulan diulangi lagi setiap 4 bulan sekali.
  2. Cacingan
    Pencegahan : hindarkan pemeliharaan tradisional.
  3. CRD (pernafasan)
    Pengobatan : Chlortetacyclin (dosis 100-200 gr/ton ransum) atau tylosin (dosis 800 -1000 gr/ton ransum).
  4. Berak Darah
    Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dlm air minum, dosis 0,012 -0,024% utk 3 - 5 hari.
  5. Pilek
    Pengobatan : sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dlm air minum selama 5 -7 hari.
  6. Cacar
    Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk. 
 
PEMILIHAN BIBIT AYAM BURAS
  1. PEDOMAN TEKNIS MEMELIHARA AYAM KAMPUNG/ BURAS
    1. Calon induk betina ayam buras:
      • sehat & tidak cacat
      • lincah & gesit
      • mata bening & bulat
      • rongga perut elastis
      • tidak mempunyai sifat kanibal
      • bebas dari penyakit
      • umur 5 - 12 bulan.
    2. Calon pejantan ayam kampung:
      • sehat & tidak cacat
      • penampilan tegap
      • bulu halus & mengkilap
      • tidak mempunyai sifat kanibal
      • umur 8 - 24 bulan.
        Jumlah induk & pejantan disesuaikan dgn kondisi & umurnya antara 8 - 10 : 1

PENETASAN ALAMI AYAM BURAS
  1. BAHAN MEMBUAT SANGKAR
    Bambu, kawat, paku, rumput kering.
  2. ALAT
    Gergaji, pisau serut, palu, tang, dll.
  3. PEDOMAN TEKNIS
    1. Sangkar penetasan dibuat dari bambu berbentuk kerucut dgn suhu penetasan dlm sangkar pengeraman cukup baik.
    2. Cara pembuatan
      1. Potong bambu berdiameter 25 - 50 cm sepanjang 125 cm, 1/3 bagian harus berada di atas ruas sedangkan yg 2/3 bagiannya sbg tiang
        penyangga.
      2. satu pertiga dari bambu bagian atas dibelah-belah kecil ( 1-1,5 cm), dihaluskan, kemudian dianyam dgn belahan bambu tipis, dimulai dari
        bagian ujung bawah belahan bambu, sehingga berbentuk kerucut.
      3. Bagian ujung paling atas diikat dgn kawat tali, agar ayaman tidak lepas.
      4. Sangkar diletakkan di tempat yg aman & jauh dari keramaian & terhindar dari gangguan hewan liar.
      5. Bagian bawah sangkar dialasi dgn rumput kering, yg merupakan alas/tempat diletakkannya telur & sekaligus sbg tempat penetasan.
    3. Sangkar penetasan kerucut ini menghasilkan daya tetas telur 77,37 %, kematian embriyo 16,64 %, suhu maksimum 102,3°C & suhu minimum 83,5°C.
Baca juga artikel tentang cara beternak ayam pedaging melalui link di bawah ini
>> Cara Beternak Ayam Ras Pedaging/ Broiler

Demikian artikel tentang Cara Beternak Ayam Buras/ Ayam Kampung, semoga bermanfaat

Kata Kunci : Cara Beternak Ayam Buras/ Ayam Kampung, Ayam Buras, Ayam Kampung, Budidaya Ayam Kampung/ Ayam Buras, Cara Memelihara Ayam Buras